Minggu, 06 Juli 2014

ALIRAN-ALIRAN DALAM LINGUISTIK

Kriteria yang dipakai untuk membedakan dan mengelompokkan teori/aliran linguistik di sini ialah kekhususan cara memahami bahasa dan kekhususan corak analisisnya. Hanya teori/aliran linguistik yang besar (dalam arti terkenal maupun karena banyak pengaruhnya) saja yang akan dikemukakan. Aliran yang kecil dan kurang berpengaruh akan disebut sekadarnya saja.
Berdasarkan kriteria diatas kita dapat membedakan empat macam teori/aliran dan beberapa aliran kecil-kecil yang lain, yaitu:

1.      Aliran Tradisional
Aliran ini adalah sekumpulan penjelasan dan aturan gramatik yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun yang lalu.[1] Teori ini berdasarkan pola pemikiran secara filosofis. Munculnya teori ini dari Plato dan Aristoteles yang kita kenal sebagai filosof-filosof besar bangsa Yunani. Teori tradisional sebenarnya baru berkembang setelah zaman Yunani berlaku. Ciri-ciri teori tradisional,sebagai berikut:
a.       Bertolak dari pola pikir secara filosofis
b.      Tidak membedakan bahasa dan tulisan
c.       Senang bermain dengan definisi
d.      Pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah
e.       Level-level gramatik belum ditata secara rapi
f.       Tatabahasa didominasi oleh jenis kata

2.      Aliran Struktural
Aliran ini berlandaskan pola pemikiran behavioristik. Paham behavioristik beranggapan bahwa jiwa seseorang dan hakikat sesuatu hanya  bisa dideteksi lewat tingkah laku dan perwujudan lahiriahnya yang tampak. Hartmann memberi batasan tentang behaviorisme, yaitu studi bahasa perilaku manusia  dalam situasi-situasi stimulus-respon yang teramati [2]
Aliran struktural ini lahir pada awal abad ke-20 atau tepatnya tahun 1916. Pada tahun tersebut terbit sebuah buku berjudul Course de Linguistique Generale karya De Saussure yang berisi pokok-pokok teori struktural. Karena karya monumentalnya tersebut, De Saussure digelari “Bapak Strukturalisme” dan bahkan “Bapak Linguistik Modern”.
 Adapun ciri-ciri aliran struktural adalah sebagai berikut :
a.       Berlandaskan pada paham behavioristik
b.      Bahasa berupa ujaran
c.       Bahasa berupa sistem tanda
d.      Bahasa merupakan faktor kebiasaan
e.       Kegramatikalan berdasarkan keumuman
f.       Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi
g.      Tekanan analisis pada bidang morfologi
h.      Bahasa merupakan deretan sintakmatik dan paradigmatik
i.        Analisis bahasa secara deskriptif
j.        Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung

3.      Aliran Transformasional
Aliran ini merupakan reaksi dari paham strukturalisme yang mengambil konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan. Tokoh aliran ini adalah Chomsky. Dengan bukunya yang berjudul Syntactic Structure (1957) dianggap sebagai revolusioner dalam ilmu bahasa khususnya Amerika. Chomsky mengajukan gagasan generative model, yakni pemeriannya ditampilkan dalam seperangkat aturan-aturan untuk membangkitkan kalimat. Namun hal ini kontradiksi dengan ajaran distributionalist, yaitu suatu metode analisis linguistik yang memperlihatkan distribusi unsur-unsur fonologis, gramatik, atau leksikal dalam urutan-urutan yang lebih besar.
Adapun ciri-ciri aliran transformasional adalah sebagai berikut :
a.       Berdasarkan paham mentalistik
b.      Bahasa merupakan innate
c.       Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan
d.      Bahasa terdiri atas unsur competent dan  performance
e.       Analisis bahasa bertolak dari kalimat
f.       Bahasa bersifat kreatif
g.      Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
h.      Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon
i.        Gramatikal bersifat generatif

4.      Aliran Tagmemik
Tagmemik berasal dari bahasa Grik, Tagma yang berarti susunan.[3]  Melihat namanya, Tagmeme ini dianalogikan dengan phoneme dalam Phonology. Pelopor aliran ini adalah Kenneth Lee Pike, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics yang menulis buku dengan judul Language in Relation to a United Theory of the Structure of Human Behaviour (1954). Adapun yang dimaksud dengan tagmem adalah “korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut”.[4]
Ciri-ciri aliran Tagmemik menurut Soeparno adalah sebagai berikut :
a.       Setiap struktur terdiri atas tagmen-tagmen
b.      Bersifat elektrik
c.       Bersifat universal
d.      Tiga hierarki linguistik
e.       Tataran pada hierarki gramatikal
f.       Slot pada tataran klausa
g.      Predikat kata kerja
h.      Ciri etik dan ciri emik
i.        Rumus dalam analisis
j.        Analisis dimulai dari klausa
k.      Tidak ada batasan antara morfologi dan sintaksis[5]

5.      Aliran Firthian
Aliran ini berdasarkan pada pemikiran linguis, Firth seorang guru besar General Linguistics pada Universitas London dari tahun 1944 sampai dengan tahun 1956.[6] Firth membuat gagasan-gagasan tentang linguistik yang termaktub dalam bukunya, Paper in Linguistics. Firth menjadi satu-satunya contoh aliran British Linguistics. Adapun British Linguistics sendiri adalah “istilah kolektif untuk kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan tertentu yang telah menjadi ciri pemerlain studi linguistik di Inggris.[7]
Teorinya mengenai fonologi prosodi membuat dia dikenal di dunia linguistik. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam prosodi, yaitu:
a.       Prosodi yang menyangkut gabungan fonem; struktur kata dan suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan vocal.
b.      Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
c.       Prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.[8]

6.      Aliran Neo-Firthian
Aliran ini merupakan pengembangan dari aliran yang diawali oleh John Rupert Firth. Aliran ini disebut juga aliran Halliday karena dikembangkan oleh M.A.K. Halliday. Adapula yang menyebut aliran ini aliran sistemik. Pokok-pokok pandangan linguistik sistemik adalah sebagai berikut.
a.       Memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa
b.      Memandang bahasa sebagai pelaksana
c.       Lebih mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa beserta variasi-variasinya
d.      Mengenal adanya gradasi atau kontinum.[9]

7.      Aliran Praha
Ketika beberapa linguist berkenalan dengan para linguist dari kelompok Praha pada kongres linguist internasional I di de Haque (s’Gravenhage) tahun 1928, mereka amat tercengang dan mendengarkan satu pembahasan yang utama mengenai bidang fonologi. Inilah bidang kepeloporan kelompok praha.[10]Aliran ini didirikan oleh Vilem Matheius, seorang guru besar Universitas Caroline. Aliran ini tidak membatasi kajian linguistiknya seperti aliran yang lain. Dalam garis besarnya, aliran ini membahas aspek-aspek berikut ini. Pertama, fonologi, yaitu studi pola bunyi yang mempunyai arti fungsional. Kedua, konsep perspektif kalimat secara fungsional, yaitu pendekatan dengan orientasi fungsional terhada interpretasi linguistik dari stail. Ketiga, studi fungsi estetik bahasa dan peranannya dalam kesusasteraan. Keempat, studi fungsi bahasa baku dalam masyarakat modern.[11]




8.      Aliran Stratifikasi
Aliran stratifikasi ini dikemukakan oleh Lamb dan dituangkan dalam bukunya Outline of Stratification Grammar (1962). Lamb melihat bahasa sebagai satu sistem dari hubungan-hubungan bukan sistem dari kesatuan lahir (entities) atau substansi.[12]
Lamb seperti kita lihat berangkat dari premis bahwa ada dua komponen dalam bahasa yaitu makna dan bunyi (hypersememic and hypophonemic system). Menurut Lamb dalam Hill (ed 1969:47) suatu struktur linguistik adalah suatu sistem dengan dua bagian pokok : makna pada satu bagian dan ujaran atau tulisan pada bagian lainnya. Struktur linguistik adalah apa yang menghubungkan makna-makna dengan ujaran dan tulisan.
Ada dua macam stratifikasi, yaitu stratifikasi vertikal dan stratifikasi horizontal. Stratifikasi vertikal tampak pada bunyi dan pengalaman atau bentuk dan makna. Stratifikasi horizontal berupa hubungan antara fonem dengan fonem (fonotaktik), morfem dengan morfem (morfotaktik), leksem dengan leksem (leksotaktik).[13]

9.      Aliran Bloomfieldian
Penamaan ini diambil dari tokoh alirannya, Bloom Field. Linguis kelahiran Jerman ini sebelumnya meninggalkan kajiannya tentang filologi Eropa dan memilih beralih pada linguistik struktural bergaya Amerika yang dipelopori oleh paham behaviorisme. Bloomfield menolak paham tersebut. Ia menerbitkan buku Introduction to the Scienceof Language pada tahun 1914. Buku tersebut masih dipengaruhi psikologi klasik dari Wilhem Wundt. Ia memulai memerikan bahasa dengan bertitik tolak pada kajian psikologi.

10.   Aliran Neo-Bloomfieldian
Aliran ini disebut juga aliran taksonomik. Disebut taksonomi karena analisis aliran ini cenderung menggunakan lambang-lambang visual yang sangat skematis. Taksonomi mendasarkan analisis pada asumsi  bahwa kategori-kategori gramatik harus dibatasi bukan berdasarkan makna tapi atas distribusinya dan bahwa struktur bahasa apapun jangan diberi pemerian dengan acuan pada kesemestaan kategori yang diasumsikan.
Adapun pengertian Taksonomik adalah “suatu pendekatan pada analisis dan pemerian linguistik yang memandang gejala-gejala bahasa dengan tujuan utama pada pendaftaran dan klasifikasi gejala-gejala itu pada kelompok-kelompok, seperti jenis-jenis kata dalam grammar, jenis-jenis konsonan dalam fonetik, atau bidang-bidang leksikal pada semantik”.[14]



[1] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.33
[2] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal. 45
[3] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.56
[4] Chaer, Abdul,  Linguistik Umum, Rineka Cipta (Jakarta:2012),  hal. 361
[5] Soeparno, Dasar-dasar Linguistik Umum, Tiara Wacana (Yogyakarta:2002), hal. 60-66
[6] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.63
[7] ibid
[8] Chaer, Abdul,  Linguistik Umum, Rineka Cipta (Jakarta:2012),  hal.355-356
[9] Ibid,  hal.356-357
[10] Parera, Jos Daniel. Kajian Linguistik Umum Hiistoris Komparatif dan Tipologi Struktural. Erlangga (Jakarta:1986Z), hal 69
[11] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.36
[12] Ibid, hal.75
[13] Soeparno, Dasar-dasar Linguistik Umum, Tiara Wacana (Yogyakarta:2002), hal.68
[14] Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar