ALIRAN-ALIRAN DALAM LINGUISTIK
Kriteria
yang dipakai untuk membedakan dan mengelompokkan teori/aliran linguistik di sini
ialah kekhususan cara memahami bahasa dan kekhususan corak analisisnya. Hanya teori/aliran linguistik yang
besar (dalam arti terkenal maupun karena
banyak pengaruhnya) saja yang akan dikemukakan. Aliran yang kecil dan kurang
berpengaruh akan disebut sekadarnya saja.
Berdasarkan
kriteria diatas kita dapat membedakan
empat macam teori/aliran dan beberapa aliran kecil-kecil yang lain, yaitu:
1.
Aliran
Tradisional
Aliran
ini adalah sekumpulan penjelasan dan aturan gramatik yang dipakai kurang lebih
selama dua ratus tahun yang lalu.[1] Teori
ini berdasarkan pola pemikiran secara filosofis. Munculnya teori ini dari Plato
dan Aristoteles yang kita kenal sebagai filosof-filosof besar bangsa Yunani.
Teori tradisional sebenarnya baru berkembang setelah zaman Yunani berlaku.
Ciri-ciri teori tradisional,sebagai berikut:
a. Bertolak
dari pola pikir secara filosofis
b. Tidak
membedakan bahasa dan tulisan
c. Senang
bermain dengan definisi
d. Pemakaian
bahasa berkiblat pada pola atau kaidah
e. Level-level
gramatik belum ditata secara rapi
f. Tatabahasa
didominasi oleh jenis kata
2.
Aliran
Struktural
Aliran ini berlandaskan pola pemikiran
behavioristik. Paham behavioristik beranggapan bahwa jiwa seseorang dan hakikat
sesuatu hanya bisa dideteksi lewat
tingkah laku dan perwujudan lahiriahnya yang tampak. Hartmann memberi batasan tentang behaviorisme, yaitu studi bahasa perilaku manusia dalam situasi-situasi stimulus-respon yang teramati [2]
Aliran
struktural ini lahir
pada awal abad ke-20 atau tepatnya tahun 1916. Pada tahun tersebut terbit
sebuah buku berjudul Course de
Linguistique Generale karya De
Saussure yang
berisi pokok-pokok teori struktural. Karena karya monumentalnya tersebut, De
Saussure digelari “Bapak Strukturalisme” dan bahkan “Bapak Linguistik Modern”.
Adapun ciri-ciri aliran
struktural adalah
sebagai berikut :
a. Berlandaskan
pada paham behavioristik
b. Bahasa
berupa ujaran
c. Bahasa
berupa sistem tanda
d. Bahasa
merupakan faktor kebiasaan
e. Kegramatikalan
berdasarkan keumuman
f. Level-level
gramatikal ditegakkan secara rapi
g. Tekanan
analisis pada bidang morfologi
h. Bahasa
merupakan deretan sintakmatik dan paradigmatik
i.
Analisis bahasa
secara deskriptif
j.
Analisis
struktur bahasa berdasarkan unsur langsung
3.
Aliran
Transformasional
Aliran
ini merupakan reaksi dari paham strukturalisme
yang mengambil konsep bahwa bahasa sebagai
faktor kebiasaan. Tokoh aliran ini adalah Chomsky. Dengan bukunya yang berjudul
Syntactic Structure (1957) dianggap
sebagai revolusioner dalam ilmu bahasa khususnya Amerika. Chomsky mengajukan
gagasan generative model, yakni
pemeriannya ditampilkan dalam seperangkat aturan-aturan untuk membangkitkan
kalimat. Namun hal ini kontradiksi dengan ajaran distributionalist, yaitu suatu metode analisis linguistik yang memperlihatkan
distribusi unsur-unsur fonologis, gramatik, atau leksikal dalam urutan-urutan
yang lebih besar.
Adapun
ciri-ciri aliran transformasional adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan
paham mentalistik
b. Bahasa
merupakan innate
c. Bahasa
terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan
d. Bahasa
terdiri atas unsur competent dan performance
e. Analisis
bahasa bertolak dari kalimat
f. Bahasa
bersifat kreatif
g. Membedakan
kalimat inti dan kalimat transformasi
h. Analisis
diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon
i.
Gramatikal
bersifat generatif
4.
Aliran
Tagmemik
Tagmemik
berasal dari bahasa Grik, Tagma yang
berarti susunan.[3] Melihat namanya, Tagmeme ini dianalogikan dengan phoneme
dalam Phonology. Pelopor aliran
ini adalah Kenneth Lee Pike, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics
yang menulis buku dengan judul Language
in Relation to a United Theory of the Structure of Human Behaviour (1954).
Adapun yang dimaksud dengan tagmem adalah “korelasi
antara fungsi gramatikal
atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan
untuk mengisi slot tersebut”.[4]
Ciri-ciri
aliran Tagmemik menurut Soeparno adalah
sebagai berikut :
a. Setiap
struktur terdiri atas tagmen-tagmen
b. Bersifat
elektrik
c. Bersifat
universal
d. Tiga
hierarki linguistik
e. Tataran
pada hierarki gramatikal
f. Slot
pada tataran klausa
g. Predikat
kata kerja
h. Ciri
etik dan ciri emik
i.
Rumus dalam
analisis
j.
Analisis dimulai
dari klausa
k. Tidak
ada batasan antara morfologi dan sintaksis[5]
5.
Aliran
Firthian
Aliran
ini berdasarkan pada pemikiran linguis, Firth seorang guru besar General Linguistics pada Universitas
London dari tahun 1944 sampai dengan tahun 1956.[6]
Firth membuat gagasan-gagasan tentang linguistik yang termaktub dalam bukunya, Paper in Linguistics. Firth menjadi
satu-satunya contoh aliran British
Linguistics. Adapun British
Linguistics sendiri adalah “istilah kolektif untuk kebiasaan-kebiasaan dan
kecenderungan-kecenderungan tertentu yang telah menjadi ciri pemerlain studi
linguistik di Inggris.[7]
Teorinya
mengenai fonologi prosodi membuat dia dikenal di dunia linguistik. Fonologi
prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga
macam prosodi, yaitu:
a. Prosodi
yang menyangkut gabungan fonem; struktur kata dan suku kata, gabungan konsonan,
dan gabungan vocal.
b. Prosodi
yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
c. Prosodi
yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada
fonem-fonem suprasegmental.[8]
6.
Aliran
Neo-Firthian
Aliran
ini merupakan pengembangan dari aliran yang diawali oleh John Rupert Firth.
Aliran ini disebut juga aliran Halliday karena dikembangkan oleh M.A.K.
Halliday. Adapula yang menyebut aliran ini aliran sistemik. Pokok-pokok
pandangan linguistik sistemik adalah sebagai berikut.
a. Memberikan
perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa
b. Memandang
bahasa sebagai pelaksana
c. Lebih
mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa beserta variasi-variasinya
d. Mengenal
adanya gradasi atau kontinum.[9]
7.
Aliran
Praha
Ketika
beberapa linguist berkenalan dengan para linguist dari kelompok Praha pada
kongres linguist
internasional I di de Haque (s’Gravenhage) tahun 1928, mereka amat tercengang
dan mendengarkan satu pembahasan yang utama mengenai bidang fonologi. Inilah
bidang kepeloporan kelompok praha.[10]Aliran
ini didirikan oleh Vilem Matheius, seorang guru besar Universitas Caroline.
Aliran ini tidak membatasi kajian linguistiknya seperti aliran yang lain. Dalam
garis besarnya, aliran ini membahas aspek-aspek berikut ini. Pertama, fonologi, yaitu studi pola
bunyi yang mempunyai arti fungsional.
Kedua, konsep perspektif kalimat secara fungsional, yaitu pendekatan dengan
orientasi fungsional terhada interpretasi linguistik dari stail. Ketiga, studi fungsi estetik bahasa dan
peranannya dalam kesusasteraan.
Keempat, studi fungsi bahasa baku dalam masyarakat modern.[11]
8.
Aliran
Stratifikasi
Aliran stratifikasi ini dikemukakan oleh Lamb dan
dituangkan dalam bukunya Outline of Stratification Grammar (1962). Lamb
melihat bahasa sebagai satu sistem dari
hubungan-hubungan bukan sistem dari
kesatuan lahir (entities) atau substansi.[12]
Lamb seperti kita lihat
berangkat dari premis bahwa ada dua komponen dalam bahasa yaitu makna dan bunyi
(hypersememic and hypophonemic system). Menurut Lamb dalam Hill (ed
1969:47) suatu struktur linguistik adalah suatu sistem dengan dua bagian pokok
: makna pada satu bagian dan ujaran atau tulisan pada bagian lainnya. Struktur
linguistik adalah apa yang menghubungkan makna-makna dengan ujaran dan tulisan.
Ada dua macam stratifikasi,
yaitu stratifikasi vertikal dan stratifikasi horizontal. Stratifikasi vertikal
tampak pada bunyi dan pengalaman atau bentuk dan makna. Stratifikasi horizontal
berupa hubungan antara fonem dengan fonem (fonotaktik), morfem dengan morfem
(morfotaktik), leksem dengan leksem (leksotaktik).[13]
9. Aliran Bloomfieldian
Penamaan ini diambil dari tokoh
alirannya, Bloom Field. Linguis kelahiran Jerman ini sebelumnya meninggalkan
kajiannya tentang filologi Eropa dan memilih beralih pada linguistik struktural
bergaya Amerika yang dipelopori oleh paham behaviorisme. Bloomfield menolak
paham tersebut. Ia menerbitkan buku Introduction to the Scienceof Language
pada tahun 1914. Buku tersebut masih dipengaruhi psikologi klasik dari Wilhem Wundt.
Ia memulai memerikan bahasa dengan bertitik tolak pada kajian psikologi.
10. Aliran
Neo-Bloomfieldian
Aliran ini disebut juga aliran
taksonomik. Disebut taksonomi karena analisis aliran ini cenderung menggunakan
lambang-lambang visual yang sangat skematis. Taksonomi mendasarkan analisis
pada asumsi bahwa kategori-kategori
gramatik harus dibatasi bukan berdasarkan makna tapi atas distribusinya dan
bahwa struktur bahasa apapun jangan diberi pemerian dengan acuan pada
kesemestaan kategori yang diasumsikan.
Adapun pengertian Taksonomik
adalah “suatu pendekatan pada analisis dan pemerian linguistik yang
memandang gejala-gejala bahasa dengan tujuan utama pada pendaftaran dan
klasifikasi gejala-gejala itu pada kelompok-kelompok, seperti jenis-jenis kata
dalam grammar, jenis-jenis konsonan dalam fonetik, atau bidang-bidang leksikal
pada semantik”.[14]
[1] Al
wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan
Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.33
[2] Al
wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan
Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal. 45
[3] Al
wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan
Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.56
[4]
Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Rineka Cipta (Jakarta:2012), hal. 361
[5]
Soeparno, Dasar-dasar Linguistik Umum, Tiara
Wacana (Yogyakarta:2002), hal. 60-66
[6] Al
wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab dan Dikotomi
Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.63
[7]
ibid
[8]
Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Rineka Cipta (Jakarta:2012), hal.355-356
[9]
Ibid, hal.356-357
[10]
Parera, Jos Daniel. Kajian Linguistik Umum Hiistoris Komparatif dan Tipologi
Struktural. Erlangga (Jakarta:1986Z), hal 69
[11]
Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab
dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.36
[12] Ibid, hal.75
[13]
Soeparno, Dasar-dasar Linguistik Umum, Tiara
Wacana (Yogyakarta:2002), hal.68
[14]
Al wasilah A. Chaedar, Beberapa Madhab
dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa (Bandung:1993), hal.52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar